Senin, 20 Desember 2010

mencegah depresi

Beberapa saran untuk mencegah depresi karena rasa bersalah:
1. putuskan untuk berhenti menjadi ”pencatat kesalahan.” pencatat kesalahan adalah orang yang diprogram untuk menerima rasa bersalah dari kesalahan-kesalahan apa saja yang terjadi di sekitarnya, tidak peduli apakah keslahan itu miliknya atau bukan.
2. lakukan pemberian maaf. Cobalah memaafkan diri anda sendiri. Mungkin anda akan menyukai hal ini. Jangan sombong pada Tuhan dengan mengatakan,”Yah. Mungkin Dia mengampuniku namun Dia tidak mengetahui apa yang aku lakukan. ”lakukan pemberian maaf pada anak-anak anda. Bila aku membisikkan permintaan maaf sebagai orang tua, aku akan pergi npada anak-anak yang kuganggu itu dan meminta maaf padanya. Anak-anak sangat hebat. Anak-anak ku selalu memaafkanku dan berkata,”Tidak apa-apa, Ayah, kami tahu Ayah dalam keadaan gugup, namun kami mencintai Ayah.”
3. bila anda telah melukai seseorang, pergilah pada orang itu dan mintalah maaf. Hal ini sulit dilakukan namun merupakan cara yang cukup kuat untuk menghilangkan rasa bersalah.
4. bila anda perlu berbicara dengan seseorang, temukanlah seseorang yang sudah berdamai dengan sifat kemanusiaannya sendiri, dengan kekuatannya dan kelemahannya. Tumpahkanlah rasa bersalah anda pada orang itu. Orang-orang yang membutuhkan maaf dari dirinya sendiri akan menerima dan memahami kebutuhan orang lain untuk diberi maaf.


Psikologi besar Amerika, Abraham Maslow (1908-1970) mengemukakan, bahwa setelah kebutuhan dasar manusia terpuaskan, muncul kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini biasanya terpuaskan pada orang-orang dewasa yang sehat secara kejiwaan. Begitu kebutuhan ini kurang terpenuhi, manusia cenderung mulai cemas akan keadaannya.
Frank Goble dalam bukunya ”The third Force, The Psychology of Abraham Maslow” menulis, penelitian psikosomatik terus membuktikan bahwa perasaan cemas yang berlarut-larut cenderung m,elahirkan akibat-akibat fisik maupun psikologis yang tidak diharapkan. Sebagaimana Maslow berpendapat,”sikap ini muncul akibat tidak terpuaskannya kebutuhan akan rasa aman.”
Kerap terjadi karena takut di cemooh lingkungan sekitarnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar